Awal perjumpaan
kala itu pada pertengahan tahun 2008, itu seingat saya. Saat di mana saya masih
menempuh ilmu di salah satu perguruan tinggi di Semarang. Beliau merupakan salah
seorang pengajar/ dosen di kampus dengan Program Studi Teknologi Pendidikan. Mengampu
mata kuliah Media Pembelajaran, lagi-lagi ini seingat saya. Duh, ternyata
ingatan saya sudah mulai memudar.
Selama
mengampu perkuliahan nampak terasa perbedaan yang mencolok cara bagaiamana
beliau mengajar di ruang kelas. Itu tidak hanya dirasakan oleh pribadi saya
sendiri, namun hampir satu kelas merasakan hal yang sama. Berbeda dengan
dosen-dosen yang lainnya. Mulai dari manajemen waktu saat mengajar,
kedisiplinan hingga pada teknis strategi mengajar beliau sangat berbeda dengan dosen
yang lainnya. Entah karena memang beliau masih terbilang muda atau karena
karakter dan kepribadiannya yang demikian adanya. Kawan satu angkatan di kampus
merasa sangat cocok saat mengikuti perkulihan beliau. Hampir tidak ada yang
absen menghadiri kelasnya.
Hingga
pada akhir semester perkuliahan selesai, komunikasi dengan beliau masih tetap
terjalin. Bahkan beliau hapal semua nama-nama mahasiswa satu kelas hingga pada
karakter, kepribadian, kompetensi dan kecenderungan masing-masing mahasiswanya.
Perkuliahan selesai dan perjumpaan berikutnya dengan beliau kala itu entah kapan akan terjadi.
Menginjak
pada semester 6 atau 7 saya ada program PPL di BPM (Balai Pengembangan
Mulitmedia). Tuhan menuntun saya kembali untuk berinteraksi dengan beliau
bahkan membimbing saya selama berproses di kantor yang bernaung di Kemendikbud
itu. PPL berlangsung selama 3 bulan dan selesai dengan menghasilkan
produk-produk media pembelajaran. Akhirnya perjumpaan saya dengan beliau pun
harus selesai juga. Entah kapan akan
berjumpa kembali.
Setelah
program PPL selesai akhirnya saya lulus dari kampus tersebut dan saya menjalani
kehidupan yang sesungguhnya. Kenapa? Karena kehidupan pasca kuliah merupakan
titik awal untuk berproses dan berjuang menapaki kehidupan yang lebih
realistis. Tahun 2009 wisuda dan harus segera mencari gawean. Maaf agak ngelantur saya. Kembali ke inti ya gaess…
Selama 2008 dan 2009 saya masih berinteraksi dengan beliau dalam rangka ngamen bareng. Masa ini sangat berharga bagi saya. Beliau mengajarkan banyak hal, pengalaman baru, ilmu baru dan pemahaman baru yang sama sekali belum saya dapatkan. Dalam kurun waktu ngamen bareng itu perjumpaan terjadi lagi, Tuhan memang Maha Misteri. Saya selalu dipertemukan dengan beliau meski dalam waktu dan kesempatan yang berbeda. Hingga akhirnya program ngamen bareng itu selesai, kamipun sudah jarang bertemu. Entah kapan lagi persuaan itu akan terjadi kembali.
Selama
dua tahun, yakni kisaran tahun 2010 – 2011 saya mencoba mencari peruntungan
sendiri. Mencari jalan sendiri dengan daya juang dan energi mandiri. Menempuh perjuangan
yang jauh berbeda dengan disiplin keilmuan yang selama ini digeluti. Hingga akhirnya
saya terdampar di Yogyakarta tepatnya di UGM. Ngapain di sana? Sudah saya
utarakan tadi, menempuh jalan hidup yang baru. Tidak perlu diceritakan lebih
detail di sini. Kapan-kapan kita ngobrol bareng, kalo mau π. Intinya selama dua tahun
itu saya masih nganggur π.
Tiba saat
di mana masuk di pertengahan tahun 2012, tiba-tiba ponsel saya bordering. Tertera
nama baliau di layar ponsel saya. Wah, ada apa ini setelah sekian lama tak
bertemu ujug-ujug/ tetiba beliau
menghubungi saya. Singkat cerita saya dikontak untuk datang ke kantor BPM. Sesuai
permintaan beliau, saya mengajak teman satu kelas waktu kuliah dulu.
Lagi-lagi
saya dipertemukan kembali dengan beliau. Ya ampun, Tuhan kembali menuntun saya
bertemu dengan beliau. Nah, pertemuan kali ini merupakan awal di mana saya akan
berinteraksi, bergaul, bersosialisasi hingga bercengekerama dengan beliau dalam
kurun waktu yang lama.
Bunyi
dering ponsel tersebut merupakan panggilan saya untuk bergabung di kantor BPM. Itu
artinya saya bekerja di kantor tersebut. Yang lebih mengejutkan lagi selama 6
bulan saya masih dalam masa training
di kantor BPM, akhirnya di tahun 2013 saya resmi menjadi bagian dari beliau. Maksudnya,
saya berada di bawah koordinasi beliau. Berada dalam satu ruangan dengan beliau. Ternyata beliau merupakan salah satu
pejabat eselon di BPM, yaitu Kepala Seksi
Pengkajian dan Perancangan yang saat itu seksi ini lebih sering disebut JIRAN.
Tak pernah
tersebit sedikitpun dalam benak saya bergabung di BPM dan ternyata saya satu
ruangan dengan beliau. Pertemuan kembali saya dengan beliau merupakan anugerah
yang luar biasa. Di mana saya banyak belajar dengan beliau. Tahun demi tahun
saya belajar tentang bagaimana bertemu dengan banyak orang, bagaimana
bekerjsama dengan tim, bekerja sebagai individu, melakukan pekerjaan kantor
dengan sungguh-sungguh.
Saat saya
masuk kantor tersebut masih bernama BPM, berubah menjadi BPMP hingga sekarang
menjadi BPMPK. Beberapa bulan lalu saya sempat diajak berbincang dan beliau
melontarkan pertanyaan demikian, “Seandainya
saya dipindah ke Pusat, menurutmu sosok yang layak dan pantas menggantikan
posisi saya kira-kira siapa?. Di BPMPK ini ada 2 nama kandidat yang kuat, siapa
dua diantara itu yang paling cocok?” Waduh kan repot ya saya dikasih
pertanyaan begitu. Saya tetap didesak untuk menjawabnya, begini jawaban saya “Ijinkan saya untuk jujur mengutarakan
jawaban. Saya mending memilih sosok dari luar BPMPK sekalian saja Pak.” Itu
jawaban saya, tanpa perlu saya jelaskan alasannya di sini. Kapan-kapan boleh diskusi
mengapa jawaban & alasan saya seperti itu π.
Saya bekerja
dengan beliau dari 2012 hingga 2019 berapa tahun tuh? Cukup lama kan ya? Hingga
pada akhirnya pada hari Jum’at Wage tanggal
6 September 2019 beliau dilantik dengan posisi dan jabatan yang baru. Kenapa pas
Jum’at Wage? Kapan-kapan kita nongkrong bareng untuk bahas hal itu π. Kini beliau sudah ditarik
ke Pusat berada di tempat yang baru yaitu PUSTEKKOM, tempat yang sebenarnya
bukan asing lagi bagi beliau.
Beliau
sosok yang sangat ngemong anak
buahnya. Menyayangi semua pegawai BPMPK baik dari yang paling bawah hingga
atas. Beliau sosok yang senantiasa memberikan teladan baik. Memiliki pengaruh
yang cukup kuat. Tak pernah segan untuk mendengarkan bahkan menerima masukan dan
kritikan dari siapapun. Tidak pernah gengsi dan malu melakukan pekerjaan yang
menurut kebanyakan orang itu pekerjaan remeh. Membangun komunikasi yang baik
dengan siapapun. Bahkan beliau membangun situasi seperti itu hingga menjadi suasana
kekeluargaan. Tak pernah sungkan bergaul dengan siapapun. Tak pernah merasa
beliau itu pejabat. Rendah hati, egaliter dan memiliki hubungan horizontal yang
apik.
Sosok
seperti beliau belum pernah saya temui sebelumnya. Memiliki kemampuan
managerial yang baik, tipe pemimpin yang bisa menjalankan struktur organisasi dengan
bagus. Siapapun yang pernah berinteraksi dengan beliau pasti merasakan
kehangatan yang berbeda. Orang-orang yang berada di lingkaran beliau pasti
memiliki pendapat yang sama dengan saya. Terlepas dari semua kelebihan dan
kekurangan masing-masing orang.
Bagi saya
beliau itu tidak hanya sebatas atasan atau rekan kerja di kantor. Beliau itu
merupakan mentor, teladan, panutan bahkan sudah saya anggap sebagai orang tua
meskipun belum tua-tua amat. Eh..maaf Pak ππ
.
Selamat
bertugas Bapak Agus Triaso. Semoga Tuhan Memberkati. Senantiasa dimudahkan segala
urusan-urusannya. Sementara saya masih tetap saja meyakini akan ada pertemuan,
perjumpaan dan persuaan lainnya. Entah kapan
itu akan terjadi saya tidak tahu. Namun saya sedang bernegosiasi dengan
Tuhan dan rembugan dengan para staff-Nya. Sssstttt…jangan serius-serius amat
gaesss… Santaaaai… Negosiasi dan rembugan macam apa yang saya utarakan, cukup Tuhan
dan saya yang tahu. Bahkan mungkin Anda akan melakukan hal yang sama dengan
saya.
Pergi
untuk ‘Kembali’. Sesuai judul tulisan
ini, kalimat tersebut merupakan sebuah doa dan harapan bagi orang-orang yang
pernah dekat dengan beliau. Jika Anda cermati, tulisan ini ada 4 kalimat yang
saya cetak tebal (bold) sebagai
bentuk rasa kagum dan syukur saya kepada Tuhan Yang Maha Mempertemukan. Ga percaya
kalo kalimat itu dicetak tebal? Coba tengok lagi kalimat tersebut di atas. Bukan
apa-apa gaesss, itu hanya cara bagaimana saya membaca romantisme Tuhan kepada
hamba-Nya akan sebuah kejadian, ketetapan dan takdir yang saya terima.
Tulisan
ini dibuat sebagai pengantar beliau yang kini dipindahtugaskan di tempat yang
lebih baik dari sekarang. Hingga tulisan ini diturunkan banyak pegawai yang
masih belum bisa move on dari sosok
beliau. Banyak pegawai lain bahkan yang satu ruangan sekalipun merasa terkejut
dengan pindahnya beliau dari BPMPK. Sekali lagi SELAMAT Pak πππ.
Do the best, My Boss!
Bentar Saputro
Semarang,
10 September 2019
No comments:
Write comments